Sabtu, 13 Maret 2010

BAB II. TEKNIK DAN DOKUMENTASI SISTEM

BAB II
TEKNIK DAN DOKUMENTASI SISTEM



11.1. Penggunaan Teknik-teknik Sistem dalam Auditing

Sebagian besar penugasan auditing dibagi dalam dua komponen dasar. Komponen pertama, biasanya disebut audit intern, bertujuan menetapkan tingkat struktur pengendalian intern yang dapat diandalkan organisasi.
Analisis sistem. Banyak dari pekerjaan analis sistem mencakup pengumpulan dan pengorganisasian fakta-fakta. Teknik-teknik sistem membantu analis dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut.
Dokumentasi adalah salah satu bagian paling penting dalam implementasi sistem.

11.2. TEKNOLOGI KOMPUTER

Sistem komputer merupakan sistem kombinasi terpadu dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), komunikasi, sumberdaya manusia, sumberdaya informasi dan prosedur-prosedur pemrosesan.
Super komputer adalah komputer tercepat. Komputer ini kadang-kadang menggunakan cairan khusus untuk menghasilkan operasi yang lebih cepat dalam sirkuitnya.

Sistem computer merupakan kombinasi antara perangkat keras, lunak, komunikasi, sumberdaya manusia, sumberdaya informasi dan prosedur-prosedur pemrosesan. Data berupa angka dan huruf alphabet harus direpresentasikan dalam format binary untuk pemroses komputer. EBCDIC dan ASCII adalah dua contoh dari banyak skema kode yang digunakan untuk merepresentasikan data di computer.
CPU mencakup tiga komponen: unit pengendalian, unit logika aritmatik (ALU), dan memori primer. Memori primer mudah berubah dan dapat diakses secara random.. ALU dalam beberapa CPU memuat prosesor cache yang lebih cepat diakses disbanding memeori primer.




11.3. PERANCANGAN SISTEM PEMBUKUAN BERPASANGAN

Pendekatan akuntansi harus sesuai dengan organisasi tertentu. Beragam faktor yaitu hakekat dan tujuan organisasi,kareteristik struktual dan fungsionalnya, tata letak fisiknya, produk dan jasa-jasanya, sistem akuntansi berjalan, dan personal yang menjalankan sistem, seluruhnya relevan sebagai pertimbangan.

Empat langkah umum dalam menjalankan proses ini adalah:

1. Merancang klarifikasi kasar dari akun, bagan akun, dan laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang berhubungan.
2. Menelaah hal ini dengan manajemen dan karyawan-karyawan operasi.
3. Menyelesaikan laporan keuangan, bangan akun, dan laporan-laporan lain.
4. Menyajikan pedoman penjumblaan dan merancang dokumen dan prosedur-prosedur yang diperlukan untuk implementasi dan operasi sistem.


11.4. Cara-cara Pemrosesan transaksi
Dalam sistem akuntansi manual yang tradisional, dokumen sumber dicatat dalam jurnal untuk menyajikan catatan transaksi secara kronologis. Jurnal kemudian dipindah bukukan ke buku besar untuk tujuan pengikhtisaran data keuangan. Buku besar diproses untuk menghasilkan laporan keuangan.

11.5. KEBUTUHAN AKAN BANGAN AKUN
Dalam rangka perencanaan laporan keuangan dan laporan-laporan lain, bagan akun harus dirancang. Dalam ditiap sistem akutansi terdapat akun terpisah untuk mencatat informasi moneter yang berasal dari transaksi. Setiap akun diberikan nomor dari bagan akun perusahaan, yang merupakan sistem penomoran yang dirancang untuk mengklasifikasikan dan mengelola akun.












11.6 PERANCANGAN BAGAN AKUN
Bagan akun harus responsive baik terhadap kebutuhan pelaporan ekstern maupun kebutuhan informasi intern perusahan. Akuntansi untuk pabrik pengepakan daging juga sama, tetapi juga berbeda dari akuntansi untuk stasiun radio.



Aktiva Lancar (100-199)
101 Kas di Bank
102 Kas Kecil
110 Persediaan
120 Piutang dagang
150 Perlengkapan Kecil
155 Sewa Di Bayar Dimuka
Pabrik Dan Peralatan (200-250)
201 Tanah
230 Mesin-mesin Kantor
Aktiva Tidak Berwujud (280-299)
281 Biaya Organisasi
Kewajiban Dan Modal (300-488)
310 Hutang Dagang
330 Wesel Bayar
400 Hutang Obligasi
450 Modal Saham
460 Laba Ditahan
Pendapatan
501 Penjualan Wilayah A
503 Penjualan Wilayah B
Beban (600-799)
610 Gaji
620 Listrik
630 Perlengkapan Kecil
640 Sewa
Ikshisar Laba Rugi (900-999)
901 Iktisar Laba Rugi



























Gambar 1.6. Bagan Akun


11.7. SISTEM KODE AKUN UNTUK PEMROSESAN TRANSAKSI
Menyediakan Identifikasi Ringkas adalah pertimbangan praktis, lebih tepat untuk mengenter ”L” atau “P” dalam dokumen “lelaki” atau “perempuan” lebih jauh data lebih diringkaskan. Dengan menggunakan “L” daripada “lelaki” mengirim lima karakter dan demikian mendukung baik pemrosesan maupun penyimpanan.

Contoh-Contoh pengkodean dalam Sistem Akuntansi
Kode banyak sekali digunakan dalam sistem akutansi. Seksi ini akan memberikan dua contoh umum mengenai hal tersebut.
Pertama, berkaitan dengan kode pelanggan, yang merupakan contoh dari pengkodean aktivitas, yang sangat berkaitan dengan fungsi distribusi dalan akutansi. Akutan menggunakan istilah distribusi untuk menyatakan proses penarikan dan pengakumulasian informasi rinci data transaksi.
Contoh Kedua Berkaitan dengan bagan akun.

PEMROSESAN TRANSAKSI DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN.

KEBUTUHAN AKAN PENGENDALIAN
Pengendalian dibutuhkan untuk mengurangi eksposur-eksposur. Organisasi tergantung pada beragam eksposur yang dapat menimbulkan efek yang buruk bagi operasi atau bahkan itu timbul terus menerus. Ekposur terdiri dari dampak keuangan potensial yang berlipat ganda karena probabilitas kemunculannya. Istilah “resiko” sinonim dengan
“probabilitas kemunculan” . Jadi eksposur adalah resiko dikalikan dengan konsekuensi keuangannya.













Gambar.1.7. Eksposur-eksposur Bisnis yang umum.

0 komentar: